Bencana alam selama corona baru saja terjadi di sejumlah negara di Asia Timur seperti misalnya Bangladesh dan sebagian India Timur. Sebuah angin kencang bernama Badai Amphan telah menerpa kedua negara tersebut dalam kecepatan tinggi mencapai 185 kilometer se-jam menuju pemukiman warga.
Setidaknya tercatat bahwa lebih dari delapan puluh orang menjadi korban jiwa dan nyawanya tidak lagi dapat tertolong sehingga meninggal dunia. Badai Amphan menyapu bersih sejumlah rumah tempat tinggal sekaligus menghancurkan infrastruktur berupa matinya aliran listrik menyebabkan terganggunya aktifitas.
Terlaporkan bahwasanya warga yang terkena dampak telah menyentuh nominal jutaan jiwa dan semuanya butuh pertolongan. Dalam tempat seadanya, jutaan orang tersebut harus berdesakan hidup di dalam tenda pengungsian.
Perdana Menteri dari India yaitu Narendra Modi gemar main judi slot online mulai berkunjung ke daerah bekas bencana seperti misalnya Bengal Barat. Namun bagaimanapun, karena kontur jalanan yang hancur parah menyebabkan beliau terpaksa memantaunya melalui jalur udara saja.
Karena situasinya tidak kondusif dan kacau balau, mayoritas masyarakat yang menjadi korban bencana alam merasakan ketakutan berlebihan. Mereka khawatir akan terjangkit corona apabila menetap terlalu lama di pengungsian karena hidup berdesakan dengan ratusan ribu manusia lainnya.
Bencana Alam Selama Corona Membawa Kengerian Bagi Korban
Amphan adalah nama sebuah badai berkekuatan super yang meluluh lantakan Teluk Bengala semenjak kemunculannya pertama kali pada 1999. Padahal badai ini mulai mereda ketika mencapai daratan, namun kekuatannya masih cukup ganas untuk menyapu bersih kehidupan umat manusia terhadapnya.
Setidaknya ada tiga wilayah di India yang terkena pengaruh cukup signifikan oleh Badai Amphan sehingga kegiatan Slot Gacor kota menjadi lumpuh. Berpuluh – puluh ribu kawasan desa habis terendam oleh volume air yang besar karena lokasinya berdekatan dengan area pantai bernama Khulna serta Satkhira.
Bahkan lebih parahnya lagi, ibukota Bengal Barat yaitu Kolkata juga turut merasakan kerugian yang luar biasa besar. Jalan utama penuh dengan lumpur yang terbawa oleh derasnya arus banjir, sementara itu aliran listrik telah mati melebihi dua belas jam sehingga kegiatan pemerintahan di sana harus tertunda.
Salah satu pejabat daerah setempat, yaitu Mamata Banerjee berpendapat bahwa Kolkata mengalami kehancuran besar yang jauh lebih buruk daripada akibat pandemi Covid-19. Sebenarnya kejadian mengungsi besar – besaran juga pernah terjadi misalnya ketika gempa bumi dan tsunami Tohoku melanda Jepang beberapa waktu silam.
Masalahnya adalah, bencana alam selama corona belum pernah terjadi sebelumnya sepanjang sejarah kehidupan umat manusia di muka bumi. Maka dari itu, mereka terpaksa mesti mengabaikan social distancing dan pasrah apabila terkena Covid-19.
Kisah Sedih Korban Bencana Badai Amphan Harus Ikhlas Menghadapi Nasib
Pemerintah telah mengutus beberapa pejabat setempat untuk mengabarkan info mengenai kedatangan Badai Amphan sebelumnya. Subrat Kumar Padhihary sebagai narasumber sekaligus korban bencana bersedia untuk membagikan testimonial kepada para wartawan agar lebih mendapat penjelasan.
Subrat hidup empat puluh kilometer jaraknya dari pesisir pantai, menyebabkan ia menjadi sasaran empuk bencana air yang asalnya dari sana. Ia bekerja setiap harinya membanting tulang untuk menafkahi istri beserta tiga anaknya yang berjenis kelamin perempuan, sehingga dengan kata lain ia adalah pria seorang diri di keluarganya.
Rumah tempat Subrat tinggal masih tersisa banyak kerusakan akibat badai yang baru saja menimpanya tahun lalu. Bencana alam selama corona membuatnya begitu takut karena khawatir bangunan tersebut kali ini akan hancur lebur tak bersisa.
Apabila rumahnya ambruk, maka Subrat harus merelakan segenap keluarganya tercinta untuk menerima resiko besar tertular Covid-19. Padahal Bengal Barat harus berjuang untuk bangkit dari hantaman Covid, namun semuanya kini sia – sia karena Badai Amphan datang tanpa diundang dan mengacaukan semua rencana.
Untungnya ia kini telah menemukan sebuah yang bisa membantunya dari keterpurukan ekonomi akibat gelombang covid 19 dan gelombang badai yang telah menerpa wilayahnya.
Biasanya pemerintah setempat akan mengubah sekolahan serta gedung milik negara untuk menjadi tempat pengungsian warga korban bencana alam seperti Badai Amphan. Sekarang mereka harus memilih, ingin menghadapi dampak bencana alam atau pasrah menjadi santapan virus corona satu per satu?