Menghadapi Merapi selama pandemi corona mewabah menyerang Indonesia bukanlah sebuah hal mudah karena itu artinya pekerjaan bertambah dua kali lipat. Gunung Merapi pun seakan tidak ingin mengalah seraya tetap meningkatkan aktifitas vulkanisnya dari hari ke hari semakin menjadi dan membuat warga sekitar resah.
Ledakan berisi erupsi sudah masuk dalam prediksi BPPTKG dan senantiasa siaga karena itu akan terjadi kapan saja. Namun, bagaimanapun manusia hanya bisa menerka karena waktu pastinya sama sekali tiada satu orang pun di muka bumi yang tahu jadwal pastinya sehingga baiknya kita berjaga – jaga.
Prosedur mengevakuasi warga penghuni sekitaran lereng Merapi pun mesti terjadi koordinasi antara pemerintah setempat dengan masyarakat. Fokusnya yaitu sejumlah orang tua yang masuk ke dalam golongan lanjut usia, ibu hamil, balita, serta saudara kita yang mengalami gangguan fisik.
Pada posko yang dibangun mendadak untuk sarana mengungsi, dinas terkait sedang kebingungan karena himbauan pemerintah pusat bertabrakan dengan keadaan. Isinya yaitu mengenai larangan untuk berkumpul dalam jumlah banyak karena khawatir akan terjadi penyebaran corona dan menimbulkan klaster baru.
Sementara ini, yang dilakukan oleh dinas situs slot online resmi penanggulangan bencana alam hanyalah sebatas menambahkan sekat dari plastik bening yang lebar. Harapannya, semoga itu dapat menjadi pertolongan pertama dalam menghindari kontak langsung maupun virus corona yang airborne di udara lalu menjangkiti pengungsi lainnya.
Menghadapi Merapi Selama Pandemi Harus Terlaksana Dengan Cermat
Bencana alam selama corona bagaikan sebuah mimpi buruk di siang bolong karena itu artinya bahaya mengancam dari segala arah. Misalnya saja warga Pulau Jawa yang harus menghadapi Merapi selama pandemi karena itu sama saja seakan menerima kepungan dari malaikat maut yang siap mencabut nyawa kapan saja.
Badan Penanggulangan Bencana Alam juta menyatakan bahwa Gunung Merapi kini sedang memasuki masa melebihi situasi siaga 2010 silam. Seperti yang kita semua ketahui, pada tahun tersebut Merapi sempat mengamuk begitu hebatnya hingga menyebabkan kota Yogyakarta dan sekitarnya terselimuti oleh tebalnya debu vulkanik.
Namun meski keadaan telah berkembang sejauh itu, masyarakat sekitar Merapi hendaknya tidak perlu panik berlebihan karena malah menyebabkan bencana datang lebih cepat. Badan Meteorologi dan Geofisika menduga bahwa jika nanti memang terjadi letusan, Gunung Merapi belum akan mengamuk sebesar satu dekade lalu sehingga masih dapat kita atasi dengan kepala dingin.
Lagipula semenjak 2018 lalu, Merapi tercatat beberapa kali telah meletus dalam skala indeks angka satu namun luput dari media massa. Supaya mendapatkan gambaran lebih jelasnya, letusan Merapi terdahsyat pada 2010 berada pada skala indeks angka empat sehingga perbedaan keduanya cukup jauh kali ini.
Warga tidak menjadi tenang sedikitpun mendengar penjelasan itu, karena masih jelas teringat betapa mengerikannya Merapi dalam benaknya. Pada 2006, Gunung Merapi sempat menelan korban tewas sedikitnya melebihi seratus lima puluh warga negara Indonesia sehingga membawa duka kepada keluarga yang ditinggalkan.
Jangan Panik dan Tetap Berpikir Dengan Kepala Dingin
Menghadapi Merapi selama pandemi sebetulnya gampang – gampang susah, sehingga butuh sedikit tricky agar bisa melalui ujian ini dengan lancar sentosa. Ada dua hal kemungkinan yang bisa terjadi, yaitu ekstrusi magma dalam kecepatan tinggi, serta ledakan erupsi yang paling ditakutkan oleh warga Yogyakarta dan sekitarnya.
Sejauh ini, pos pemantau Gunung Merapi mengungkapkan bahwa ia semakin mendekati waktunya untuk segera mengadakan erupsi. Hanya saja, mereka semua yakin sekali walaupun itu terjadi dampaknya tidak akan lebih besar daripada tahun 2010 sebab tekanan dari magmanya sama sekali tidak berlebihan.
Entah itu merupakan sebuah kabar baik ataupun buruk, yang pasti warga dihimbau untuk tetap waspada dan jangan sampai lengah menghadapi situasi. Oleh sebab itu, aktifitas pertambangan yang sedang digelar pada sekitaran sungai dekat Gunung Merapi mesti istirahat sementara waktu.
Bukan hanya itu, sektor pariwisata di area zona merah mesti berhenti sampai kondisi kembali membaik dan Gunung Merapi telah jinak kembali. Pasalnya, kita tidak ingin menjadi jumawa dan menyepelekan keadaan sehingga akibatnya bisa menelan korban jiwa karena manusia sombong terhadap alam.
Proses mitigasi penduduk lereng Gunung Merapi saat ini tengah berlangsung, sementara pemerintah daerah pun terlihat wara – wiri di TKP. Mereka ingin menyatakan dukungan moral terhadap para pengungsi agar tetap tabah dan sabar dalam menghadapi cobaan dengan berbagi chip poker dari Situs Idn Poker Deposit Murah.